Kelopak bunga Rosella, rasanya enak,
memiliki efek farmakologis yang bermanfaat seperti diuretik (melancarkan
air seni), onthelmintic (membasmi cacing), antibakteri, antiseptik,
antiradang, menurunkan panas, meluruhkan dahak, menurunkan tekanan
darah, mengurangi kekentalan darah, dan menstimulasi gerak peristaltik
usus. Daun, buah, dan bijinya juga berperan sebagai diuretik,
antisariawan, dan pereda nyeri. Kelopak Rosella dapat mengatasi panas
dalam, sariawan, kolesterol tinggi, hipertensi, gangguan jantung,
sembelit, mengurangi resiko osteoporosis, dan mencegah kanker darah.
Rosella dengan nama Latin Hibiscus sabdariffa ini sedang naik daun.
Padahal tanaman ini sudah lama ada di Indonesia. Dulu kelopak Rosella
dikenal sebagai frambozen yang digunakan sebagai bahan pembuat sirup
berwarna merah yang beraroma khas. Sekarang ini, kelopak Rosella dikenal
sebagai bahan minuman dan disebut teh Rosella. Tanaman yang masih
kerabat bunga sepatu ini banyak ditemukan sebagai tanaman pagar.
Rosella yang selama ini dikenal sebagai bunga, sebenarnya adalah
kelopak buah. Karena bentuknya seperti bunga (terlebih jika telah
dikeringkan), maka orang menyebutnya bunga Rosella. Kadar antioksidan
yang terkandung dalam kelopak kering Rosella jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan tanaman kumis kucing dan bunga knop. Zat aktif yang
paling berperan dalam kelopak bunga Rosella meliputi gossypetin,
antosianin, dan glucoside hibiscin.
Pada prinsipnya tanaman Rosella dapat hidup di kondisi lahan, cuaca,
serta suhu apapun, akan tetapi di setiap daerah yang berbeda akan
menghasilkan warna yang berbeda pula. Rosella dapat hidup di ketinggian
0-900 m di atas permukaan laut. Rosella tumbuh baik di dataran rendah
dengan ketinggian 0-500 m dpl. Pertumbuhan Rosella dapat optimal di
kisaran 20-34 derajat celcius. Rosella merupakan tanaman semusim, hanya
mengalami satu kali masa produktif. Batang Rosella akan tumbuh dari satu
titik tumbuh. Batangnya tumbuh relatif tinggi yaitu 1-3 meter dan lebar
bisa mencapai 2 meter.
Rosela merupakan tumbuhan semusim, jadi hanya mengalami satu kali
masa produktif. Sebaiknya rosela ditanam secara khusus tanpa diselingi
tanaman lain untuk mengoptimalkan hasil panen. Kelopak bunga rosela
dimanfaatkan sebagai bahan makanan yakni sirup ,selai atau tambahan pada
puding. Kelopak bunga rosela bermanfaat sebagai antioksidan karena
kandungan vitamin C (asam askorbat) antosianin, serat dan protein.
Selain itu bijinya dapat dijadikan minuman kesehatan seperti kopi dengan
rasa yang khas dan nikmat.
Media Tanam
a. Lahan terbuka
Dibuat alur/bedengan setinggi 15-20 cm. Tanah diberi pupuk kandang 2kg/10 m2.
Jarak tanam 1 X 1 M. Jika tanah subur maka rosela umumnya tumbuh setinggi 2-3 m dan lebar tajuk 1-1,5 m.
b. Polibag/pot
Untuk lahan yang sangat terbatas bisa menggunakan polibag dengan
hasil tanam yang terbatas, biasanya tinggi pohon hanya mencapai 40-70
cm. Media polibag juga dapat dijadikan media penyiapan benih hingga
berumur 1 bulan (15-20 Cm).
Pembenihan (skala kecil/pemula)
SebeLum disemaikan, biji direndam seLama satu hari satu malam LaLu
dipilih yang tenggeLam dengan bentuk butiran – butiran yang baik. Biji
dapat Langsung disemaikan pada Lahan persemaian yang sudah dioLah dan
diairi. SeteLah tumbuh maka bisa Langsung dipindah ke ke poLybag ataupun
menunggu cukup besar untuk Langsung dipindah ke Lahan produksi.
Biji dibuat kecambah dengan cara direndam dalam air selama 24 jam dan ditutup dengan kapas basah selama 2-3 hari
Tanamlah biji yang telah menjadi kecambah langsung pada lahan yang
telah disiapkan atau polibag. Basahi kapas setiap hari hingga semua biji
berkecambah atau menyisakan biji tidak dapat berkecambah (biasanya
sekitar 10 hari). Cara ini mengurangi kemungkinan rusaknya buji oleh
serangga tanah atau pembusukan jika ditanam langsung, cara ini kurang
efektif untuk penanaman skala besar.
Penanaman
Untuk Lahan yang Langsung dari biji makan penanaman diLakukan dengan
ditugaL tiap Lubang tanam diisi 2-3 biji. Sedangkan untuk penanaman
bibit yang telah disemaikan di polybag maka setiap Lubang tanam diisi
dengan 1-2 bibit.
Pemupukan
Pemupukan pada Lahan sebelum tanam dengan pupuk kandang, sedangkan
pada umur 3 dan 7-8 minggu seteLah tanam dipupuk Urea sebanyak 30-40
gram tiap tanaman. (Umur 1-2 bulan tanaman diberi pupuk urea:NPK (4:3)
10-25 g/pohon)
Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang paling banyak menyerang roseLLe adaLah hama
kutu daun dan penyakit Phytopthora. Penanganannya adaLah dengan
penyemprotan obat anti kutu ataupun berbagai jenis pestisida yang dijuaL
bebas di toko-toko pertanian.
Untuk penanganan hama (biasanya ulat daun, belalang, kutu) gunakan
pestisida organik, bisa dibuat sendiri dengan menggunakan sambiloto
(Andrographidis paniculata) dan daun mimba (Azadirachta indica), caranya
daun sambiloto dan mimba segar (atau kering) ditumbuk dan dicampur air
(100 gram dalam 5 L air) disaring lalu disemprotkan ke seluruh bagian
tanaman.
Pemeliharaan
SeLama pertumbuhan tanaman perLu diwaspadi keberadaan guLma yang akan
berdampak negatif, oLeh karena itu diLakukan penyiangan dengan
frekuensi sesuai kondisi Lahan.
Pada saat rosela berbunga (umur 3-4 bulan) memerlukan air yang lebih
sedikit dan sinar matahari yang cukup untuk memaksimalkan kualitas dan
kuantitas bunga.
Panen dan Pascapanen
Tanaman roseLLe mulai menghasiLkan bunga pada umur 120 hari dan dapat
dipanen secara terus-menerus daLam jangka waktu 3 buLan sebeLum
akhirnya diganti dengan bibit baru. Per batang tanaman roseLLe dapat
menghasilkan 1,5 kg bunga basah. Pemanenan menggunakan gunting untuk
memotong tangkai bunga, kemudian diLakukan pemisahan biji. Untuk
rendemennya daLam bentuk kering 10% sesudah dijemur di bawah terik
matahari seLama 3-5 hari, yang akhrinya siap digunakan konsumsi pribadi
ataupun dikemas untuk tujuan komersiaL.
Kelopak rosela dapat dipanen saat biji telah tua (3-4 minggu) yang
ditandai dengan kulit pembungkus biji majemuk yang berwarna coklat dan
sedikit terbuka/membelah. Pemetikan dilakukan dengan gunting atau pisau
karena kelopak sulit dipetik dengan tangan tanpa bantuan alat, juga
untuk menghindari rusaknya batang. Pemanenan dapat dilakukan 3-4 kali
(selang 1-2 minggu) lalu jika tanaman sudah tak lagi berbunga dicabut
dan diganti dengan pohon rosela yang baru.
Kelopak yang telah dipetik dikumpulkan dan dicuci dengan air bersih
lalu dijemur pada pukul 9.00-11.00 atau 14-16.00 selama 3 hari. Kelopak
yang berkualitas memiliki aroma sitrus yang khas saat telah kering dan
saat direndam dengan air panas (1000C) warna merah dan rasa asamnya
cepat larut. Setiap pohon dapat menghasilkan bunga 200-1000 gram kelopak
basah atau 20-100 gram kelopak kering dan biji kering 2-3X bobot
kelopak.
Produksi tanaman roseLLe daLam keadaan normaL setiap hektar mampu
menghasiLkan 2-3 ton keLopak bunga segar tanpa biji atau setara dengan
200-375 kg keLopak bunga kering.
Pembahasan tentang:
bunga rosella,
BUNGA ROSELA,
gambar bunga rosella,
budidaya bunga sepatu,
cara budidaya rosella,
rosella,
cara menanam rosella,
budidaya bunga rosela,
budidaya bunga rosella,
cara menanam bunga sepatu,
cara menanam rosela,
gambar-gambar bunga,
manfaat tumbuhan,
budidaya teh rosella,
gambar bunga rosela,
tanaman rosella,
daun rosella,
cara menanam bunga rosella,
cara budidaya bunga rosela,
tumbuhan bunga,
budidaya teh rosela,
tumbuhan rosella,
nama latin rosella,
cara budidaya tanaman rosella,
makalah budidaya bunga rosela,
menanam rosella,
burung rosella,
cara perkembangbiakan bunga sepatu,
aplikasi pupuk nasa untuk labu kuning,
BUDIDAYA ROSELLA BAGI PEMULA,
Buah Rosella,
cara budidaya rosela,
cara budidaya bunga rosella,
sambiloto